ULAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM KLASIK (Kajian Ulama, Status Sosial, Kekuasaan, Pendidikan, dan Gerakan Intelektual)


Review Jurnal 

ULAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM KLASIK
(Kajian Ulama, Status Sosial, Kekuasaan, Pendidikan, dan Gerakan 
Intelektual)


Karya: Ahmad Nur Ismail


Pertama, ulama ialah orang-orang yang kredibilitas dan pemahaman yang mendalam
tentang berbagai spesifikasi disiplin ilmu, khsusunya pengetahuan agama Islam;
Kedua, status sosial ulama di masa klasik memiliki peran dan fungsi. Secara garis besar
dalam perspektif sosiologis, ulama memposisikan dirinya sebagai bagian dari perjuangan
Islamisasi yang terus berlangsung. Perjuangan dimaksud merupakan suatu kerangka
keseluruhan dari peran ulama, merupakan cita-cita fundamental serta tujuan ulama untuk
tetap mempertahankan peran keulamaan mereka di tengah-tengah masyarakat. Ulama juga
mempunyai peran memikirkan nasib rakyat, dan sebagai penanggung jawab dalam pengajaran
ilmu-ilmu agama dan melestarikan praktek-praktek ortodoksi keagamaan para penganutnya;
Ketiga, ulama dan kekuasaan dapat kita katakan bahwa ulama kerap mengambil posisi
sebagai kontrol moral dan juga kontrol sosial terhadap penguasa. Dalam hubungan
langsungnya dengan kekuasaan, ulama cenderung lebih bersikap reaktif dan pasif dari pada bersikap aktif dan “offensif”;
Keempat, peran ulama di masyarakat Islam sebagai orang yang berpengetahuan, ulama
tidak saja memiliki tanggung-jawab ilmiah dalam pengertian kesahihan dan validitas serta
kredibilitas ilmiahnya tetapi juga tanggung-jawab moral dan sosial. Ulama tidak sekedar diikuti pendapatnya dalam bidang keagamaan, tetapi bahkan dalam bidang-bidang sosial
kemasyarakatan lainnya. Melalui suatu pola hubungan antara ulama, dan masyarakat dimana ulama berfungsi sebagai penggerak (inspirator, motivator, mobilisator, dan dinamisator) gerakan-gerakan kemasyarakatan dan, dengan demikian, memiliki bargaining position yang tinggi bila dihadapkan dengan kekuasaan.
Kelima, peran ulama dalam pendidikan Islam ada dua pola hubungan ulama dan institusi
pendidikan Islam. Di satu sisi lembaga pendidikan Islam adalah merupakan sarana transmisi
keilmuan bagi ilmu yang dimiliki oleh ulama, sementara di sisi lain institusi-institusi formal
atau tidak formal dari pendidikan, adalah sarana pembentukan dan pengkaderan ulama.
Peranan ulama dalam hubungannya dengan institusi pendidikan, ulama terlibat sebagai
fungsionaris yang mempunyai peran sentral. Peranan tersebut terlihat dalam setiap tahap
perkembangan institusi pendidikan Islam dalam berbagai bentuknya seperti majelis, halaqah,
maktab, kuttab, jami', madrasah, zatuiyyah dan ribat.
Keenam, diskursus keilmuan di Haramayn dan Pola Gerakan Intelektual yang digunakan
dalam zaman klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, setiap ulama dapat langsung
mengakses al-Qur`an dan al-Sunnah, tanpa melalui atau harus mengikuti penjelasan yang
diberikan ulama sebelumnya. Kedua, setiap ulama dapat mengembangkan metode kajiannya sendiri-sendiri, sesuai dengan kecenderungan dan kapasitas yang dimiliki. Ketiga, setiap ulama selain dapat menjadi seorang ulama ilmu agama, juga dapat menjadi ilmuwan di bidang ilmu sosial, ilmu alam, filsafat, seni, bahkan teknik dan keterampilan.

Daftar Rujukan:
Algar, Hamid.1987. Vol.15. Ulama, dalam Mircea Eliade (et.all,ed) The Encyclopedia of Religion. New
York: Mac Millan Publishing, Co.
Al-Ansari,Ibnu Manzur Jamal al-Din Mohammad bin Mukarram Juz xv. Lisan al-Arab, al-Dar al-
Misriyah. Kairo. Lihat juga Luis Ma'luf, al-Munjid fi al-Lughah.
Azra, Azyumardi. 1990/1411 H. Vol. II No.7 Ulama, Politik dan Modernisasi, dalam Ulumul Qur'an.
Dawam Rahardjo, M. 1996. Cet.1. Ensiklopedi Al-Qur'an., Jakarta: Paramadina.
______________. 1993. Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa Risalah Cendekiawan
Muslim. Bandung: Mizan.
Djohan Efendi,Djohan.1991. Jilid 17. Ulama dalam Ensiklopedi, Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta
Adi Rujukan.
Horikoshi, Hiroko.1983. Cet.I. Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta: Perhimpunan Pengembangan
Pesantren dan Masyarakat (P3M).
Lane, E.W.1984 Vol. H. Arabic-English Lexion, Cambridge: Lexion.
Macdonald,D.B. 1987. Ulama, dalam E.J. Brill, First Encyclopaedia of Islam 1913-1936, E.J . Brill.
Leiden.
Mahasin, Aswab.1994. Keterkaitan dan Hubungan Umara dan Ulama dalam Islam, dalam Budhy
Munawwar Rahman (ed.), Kontekstualisasi Doktrin Islam, dan Sejarah, Jakarta: Yayasan
Paramadina.
Makdisi,George. 1981. The Rise of College, Institutions of Learning in Islam. Edinburgh University.
Lihat juga J.Pedersen dan G.Makdisi, Madrasa, dalam C.E. Bosworth.1986. et.all.The
Encyclopedia of Islam.E.J.Brill, Leiden.
Muslim National State, Muslim Youth Movement of Malaysia, Kuala Lumpur 1983.
Qureshi,LH. The Political Role of mama in Moslem Society, dalam Abubakar A.Bagader (ed.), The
Ulama in the Modern.
Sayyed Hossein Nasr, Science and Civilization in Islam, Cambridge, 1987, dan lihat juga Hasan Asari,
Menyingkap Zaman Keemasan Islam, Kajian atas Lembaga-lembaga Pendidikan, Bandung Mizan,
1994.
Syalabi, Ahmad. 1973.Cet.I. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
W. Buliet, Richard. 1972. The Patricians of Nishapur. Cambridge:, Harvard University Press.

No comments:

Post a Comment

Kepercayan, sistem pemerintahan Bangsa inca, Bangsa Maya, bangsa Aztec dan peradaban india kuno

1   Kepercayaan dan sistem pemerintahan Bangsa Inca, bangsa maya dan bangsa Aztec Kepercayaan Bangsa Inca: Masyarakat Inca perca...