Hallo
apa kabarnya pembaca dan pengunjung setia blog " ini cerpenku"?
Kali ini saya akan menulis tentang Sistem sosial.
apa si sistem sosial itu?
pendekatan teori apa untuk memahami sistem sosial?
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani system artinya sehimpunan dari bagian bagian atau komponen komponen yg saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sistem adalah sesuatu yg terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yg selalu pengaruh-mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas. Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian bagian,komponen-komponen, dan proses-proses yang melingkupi aturan-aturan tata hubungan yang dapat dikenali.
Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian-bagian,komponen-komponen, dan proses-proses yang melingkupi aturan-aturan tata hubungan yang
dapat dikenali. Suatu tipe serupa dari saling ketergantungan antara kompleksitas tersebut dengan lingkungan sekitarnya.atu tipe serupa dari saling ketergantungan antar kompleksitas tersebut dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Talcot Parson Sistem adalah interdependensi antar bagian, komponen dan
proses yang mengatur hubungan-hubungan tersebut. Interdepensi berarti tanpa 1 bagian atau komponen maka akan mengalami guncangan. Suatu sistem akan terintegrasi ke suatu equilibrium. Teori Sibenertika Parson: sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai sub sistem sosial yang saling mengalami ketergantungan dan keterkaitan. Adanya hubungan yang saling keterkaitan, interaksi dan saling ketergantungan.
Menurut TALCOTT PARSON, ada 4 syarat fungsional agar sistem sosial bertahan:
1. ADAPTATION (adaptasi) adalah Sistem Sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi.
2. GOAL ATTAINMENT (pencapaian tujuan) adalah Tujuan individu harus menyesuaikan
dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak bertentangan dengan tujuan-tujuan
lingkungan sosial.
3. INTEGRATION (integrasi) Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari
bagian-bagian yang membentuknya, serta berperannya masing-masing unsur tersebut
sesuai dengan posisinya. Integrasi hanya bisa terwujud jika semua unsur
yang membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan.
4. LATENT PATTERN MAINTENANCE (pemeliharaan pola
latent), Sebagai pemeliharaan pola yang tersembunyi, yang biasanya berwujud sistem nilai budaya yang selalu mengontrol tindakan-tindakan individu. nilai-nilai yang telah disepakati oleh suatu masyarakat akan dapat mengendalikan keutuhan
solidaritas sosial.
MASYARAKAT SEBAGAI SUATU SISTEM
Masyarakat sebagai suatu sistem secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk equilibrium. Kehidupan sosial (masyarakat) sebagai sistem sosial harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian2 atau unsur unsur yang saling berhubungan satu sama lain, saling tergantung & berada dalam satu kesatuan. Sistem sosial sifatnya tidak empiris (abstrak) sehingga komponennya tidak dapat dilihat tapi hanya dapat dibayangkan dengan suatu Kontruksi berfikir.
PENDEKATAN ATAU TEORI UNTUK MEMAHAMI SISTEM SOSIAL
1. Teori Struktural Fungsional menjelaskan bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya terhadap nilai dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya.
2. Teori Konflik dialetika, memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
ASUMSI DASAR TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
Masyarakat adalah suatu sistem dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Hubungan dalam masyarakat bersifat ganda dan timbal balik (saling mempengaruhi). Secara fundamental, sistem sosial cenderung bergerak kearah equilibrium dan bersifat dinamis. Disfungsi atau ketegangan sosial atau penyimpangan pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses institusionalisasi.
Perubahan-perubahan dalam sistem sosial bersifat gradual melalui penyesuaian. Bukan bersifat revolusioner. Perubahan terjadi melalui 3 macam kemungkinan, yaitu: Penyesuaian siatem sosial terhadap perubahan dari luar (extra systemic change), pertumbuhan melalui proses differensiasi struktural dan fungsional, penemuan baru oleh anggota masyarakat, dan faktor terpenting dalam integrasi adalah konsensus.
KRITIK TERHADAP TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
1. Terlalu menekankan anggapan dasarnya pada peranan unsur-unsur normatif dari tingkah laku sosial (pengaturan secara normatif terhadap hasrat seseorang untuk menjamin stabilitas sosial).
2. Setiap struktur sosial mengandung konflik dan kontradiksi yang bersifat internal dan menjadi penyebab perubahan.
3. Reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan yang datang dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat adjustive atau tampak.
4. Suatu sistem sosial dalam waktu yang panjang dapat mengalami konflik sosial yang bersifat visious circle.
5. Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual melalui penyesuaian.
Daftar Pustaka
Nasikun, Sistem Sosial Indonesia
No comments:
Post a Comment