Organisasi Agama

Menurut weber dan Troeltch

Weber melihat bahwa “rutinitas karisma”. Muculnya sekte-sekte dalam pemurniaan agama. Weber dan Troeltch menandai sekte sebagai komunitas sukarela yang lingkupnya kecil, hidupnya terpisah dari masyarakat, dan berfokus pada pencapaian kesempurnaan batin. 


Tipologi gereja-sekte


secara umum tipologi organisasi keagaman sifatnya melekat  dan terlepas dari struktur agama yang bersangkutan. Dalam agama kristen, terdapat struktur hierarkial di gereja katolik yang bersifat internasional sampai ke tingkat lokal.


karakteristek sekte-sekte menurut Troeltsch mencakup hal-hal sebagai berikut

1. Anggota-anggotanya berasal dari kelas rendah dan memiliki kecendrungan egalitarium atau anti kependetaan.

2. Suatu doktrin atau pengajaran yang berbeda yang secara khas diwahyukan atau dipahami oleh pendiri sekte itu.

3. Protes atau penolakan terhadap pimpinan ,dogma, dan praktik sosial dari agama yang telah mapan.

4. Keanggotan didasarkan pada pilihan bukan pewarisan.

5. Ikatan yang kuat dan keniscayaan komitmen.

6. Nilai-nilai moral dan gata hidup alternatif.

Organisasi Keagamaan sebagai Birokrasi


Menurut penelitian organisasi Harison 1959, Winter 1967, Primer 1979 dan Takayama 1979 menunjukkan bahwa adanya denominasi protestan yang telah lahir dalam ukuran, fungsi dan kompleksitas administrasi selama beberapa tahun. Denominasi protestan sendiri merupakan suatu kelompok keagamaan yang dapat di identifikasikan di bawah suatu nama, struktur dan doktrin.

 Refleksi pada topik ini, bahwa adanya asumsi tentang gereja dan sekte. Bahwa gereja merupakan hal duniawi yang pasti korup, sedangkan sekte selalu diasumsikan sebagai hal yang murni dan idealis. di Amerika Serikat, dimana gereja gereja cenderung mengejar idealisme religius dengan keduniawian, bahwa hal-hal yg pragmatis merupakan hak mereka yang diberikan oleh Tuhan. Kelompok agama yang paling sukses adalah mereka yang paling pragmatis dan fleksibel, mengatasi kendala tradisional dan mengadaptasi strategi untuk mencapai tujuan mereka.Rasionalisasi efisiensi dalam agama di Amerika, jauh dari tanda tanda sekulerisasi yang sebenernya merupakan ciri keberhasilannya.

Neoinstitusionalis


    Neoinstitusionalis menekankan peran proses budaya dalam membentuk perilaku organisasi. struktur formal organisasi tidak muncul dari tuntutan fungsional kegiatan kerja, ketika praktik organisasi menjadi sangat dilegitimasi, mereka menyebar dengan cepat di seluruh sektor kelembagaan. Neoinstitutionalis menekankan organisasi dibentuk oleh perilaku ritualistik. Neoinstitutionalis fokus pada proses budaya eksternal yg mempengaruhi perilaku organisasi. 

   Organisasi sebenarnya sangat mirip dalam hal sejarah, latar belakang, dan otoritas teologis. Teori neoinstitusionalisasi adalah sektor di mana tidak ada organisasi tunggal yang mendominasi. Perspektif neoinstitutional menawarkan nilai dalam memberikan cara mengartikulasikan melihat lingkungan yang dilembagakan.


Arah Baru untuk Mempelajari Sektor Agama


Proposisi 1 : Para ahli agama perlu membedakan antara studi organisasi yang berfokus pada satu organisasi dan mereka yang menganggap organisasi sebagai produk dari proses lingkungan yang lebih luas. 

Proposisi 2: Definisi empiris kita tentang sektor agama harus bergantung pada fokus teoritis. 

Proposisi 3: Para sarjana agama harus berpikir tentang sektor agama bukan sebagai bagian terpisah dari masyarakat Amerika tetapi sebagai seperangkat aktor institusional yang dipengaruhi oleh, dan berinteraksi dengan, lembaga sosial besar lainnya dalam masyarakat Amerika. 

Proposisi 4: Mengikuti kritik teori neoinstitutional, perlu memahami bagaimana proses pelembagaan memandu perilaku organisasi di sektor agama, bagaimana proses ini berbeda dari sektor kelembagaan lainnya, dan apa artinya ini

Proposisi 5 : Para sarjana agama perlu menata kembali lanskap keagamaan Amerika untuk memasukkan tidak hanya denominasi arus utama yang menjadi fokus mayoritas penelitian keagamaan, tetapi gerakan keagamaan baru, kelompok spiritual, dan gerakan ideologi akar rumput juga.




No comments:

Post a Comment

Kepercayan, sistem pemerintahan Bangsa inca, Bangsa Maya, bangsa Aztec dan peradaban india kuno

1   Kepercayaan dan sistem pemerintahan Bangsa Inca, bangsa maya dan bangsa Aztec Kepercayaan Bangsa Inca: Masyarakat Inca perca...