Aneh, SBY Tidak Bereaksi Saat AS dan Australia Menyadap Indonesia
------
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
dinilai bersikap aneh terhadap isu penyadapan yang dilakukan Amerika
Serikat dan Australia. Apalagi, SBY mewakili wajah Indonesia.
"Kalau pelanggaran keras seperti ini kepala negara kita tidak melakukan
reaksi atau bersikap tegas, itu aneh," kata Pengamat militer LIPI
Jaleswari Pramodhawardani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Jaleswari membandingkan sikap Indonesia dengan negara lain yang keras saat isu penyadapan mencuat.
"Negara lain saja, bukan hanya negara yang dimusuhi AS tapi juga mitra
AS, itu disadap. Sebagai negara berdaulat, kita harus bereaksi terhada
pelanggaran Amerika," katanya.
Mengenai informasi kedatangan
Menteri Pertahanan Australia ke Indonesia, Jaleswari menilai publik
harus melihat agendanya terlebih dahulu.
"Apakah itu akan disinggung atau bicara yang lain," katanya.
Menurut Jaleswari sebaiknya DPR secepatnya membentuk komisi pengawas
intelijen yang anggotanya perwakilan fraksi-fraksi. Mereka harus
mempertanyakan kepada pemerintah soal penyadapan tersebut.
"Nanti DPR kan juga harus melaporkan ke masyarakat," katanya.
Jaleswari bahkan mengatakan pemerintah Indonesia bisa mengusir duta
besar Amerika Serikat dan Australia. Menurut Jaleswari, pemerintah
berhak bereaksi terhadap situasi tersebut.
"Situasi tidak
dihormati, tidak ada kepercayaan hubungan bilateral. Reaksi paling
minimun adalah pertanyakan pada dubes negara tersebut," ujarnya.
No comments:
Post a Comment