Hay sahabat sahabat dari WAHABI
Sini sini sebentar
Kalian kan suka bilang MAULID BIDAH , SHOLAWAT BIDAH TAHLIL BIDAH
Duduk sini sebntar
Mbah semprul mau menyampaikan sesuatu
Begini sodara" q dari WAHABI
================ucap Mbah sempul
mengenai hukum islam.
rumusan masalah:
apakah "bid ah" adalah salah satu dari sumber hukum islam?
===================
BeginiPara cucu
islam memiliki dasar hukum, dan islam juga memiliki sumeber hukum.
dalam hal ini sumber yg bisa di jadikan sumber hukum oleh islam ada 4. dimana yg 2 (quran dan hadis) adalah sumberhukum asal tekstual. dan yg dua adalah (ijma dan qias) merupakan hasil kesepakatan sahabat dan kesepakatan para ulama mujtahid. dan hatijaiyah (istimbat dan ijtihad dan isbat)
berikut Ketentuan Hukum dalam islam (Mahkum Bih)
A.. Wajib
Yaitu pekerjaan yang bila tidak dikerjakan mendapatkan dosa.
Hukum wajib terbagi menjadi :
1. Wajib Muthlaq = wajib yang tidak ditentukan dan tidak dibatasi waktunya, contoh : wajib membayar kafarah sumpah, tapi waktunya tidak ditentukan oleh syara’.
2. Wajib Muwaqqat = wajib yang ditentukan waktunya, contoh shalat lima waktu, puasa ramadhan.
3. Wajib Muwassa’ = wajib yang diluaskan waktunya, contoh waktu shalat lima waktu, sholat isak dari petang sampai subuh.
4. Wajib Mudhaiyaq = wajib yang sempit waktunya, puasa ramadhan waktu mulainya dan berakhirnya sama yaitu dari terbit fajar sampai maghrib.
5. Wajib Dzu Syabahain = wajib muwassa’ sekaligus mudhaiyaq, yaitu waktu mulainya sama dengan waktu berakhirnya dan waktunya panjang, contohnya ibadah haji.
6. Wajib ‘ain = wajib yang dibebankan kepada setiap individu, tidak dapat diwakilkan oleh atau kepada orang lain.
7. Wajib Kifayai = wajib yang dibebankan kepada sebagian individu, bila sebagian individu sudah menunaikan maka gugur kewajiban individu yang lain, contoh : mengurus jenazah.
8. Wajib Muhaddad = wajib yang ditentukan kadarnya, contoh : zakat.
9. Wajib Ghairu Muhaddad = wajib yang tidak ditentukan kadarnya, contoh : sedekah, wakaf.
10. Wajib Mu’aiyin = wajib yang ditentukan zatnya , contoh : membaca Al Fatihah dalam shalat.
11. Wajib Mukhaiyar = wajib yang diberi kebebasan memilih, contoh = kafarah sumpah.
12. Wajib Muaddaa = Wajib yang ditunaikan dalam waktunya ada’an.
13. Wajib Maqdi = wajibn yang ditunaikan sesudah lewat waktunya qada’an.
14. Wajib Mu’aad = wajib yang dikerjakan mengulang karena kurang sempurnanya yang ditunaikan pertama.
B. Sunnah
Yaitu bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa.
Pembagian Sunnah :
1. Sunnat Hadyin = sunnah untuk menyempurnakan kewajiban-kewajiban agama, contoh : azan dan jama’ah.
2. Sunnah Zaidah = sunnah yang dikerjakan Nabi dalam urusan adat kebiasaan, contoh : makan, minum, adat, kesukaan Nabi yang bagus bila ditiru dan tidak dicela bila ditinggalkan.
3. Sunnah Muakkadah = sunnah yang sering dikerjakan Nabi (jarang ditinggalkan), contoh : shalat sunnah rawatib, shalat tahajud.
4. Sunnah Ghairu Muakkadah = sunnah yang tdk terlalu di kukuhan oleh Nabi, contoh : shalat sunnat 4 rakaat sebelum duhur.
C. Mubah
Yaitu sesuatu yang dibolehkan, boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan.
Catatan untuk perkara yang mubah :
1. Jangan berlebihan.
2. Jangan sibuk dengan perkara yang mubah sehingga melalaikan dari akhirat.
D. Makruh
Yaitu bila dikerjakan tidak dicela, tetapi bila ditinggalkan terpuji.
Pembagian Makruh :
1. Makruh Tanzih = makruh yang tidak dicela bila dikerjakan, tetapi terpuji bila ditinggalkan, contoh : merokok, makan jengkol, shalat di akhir waktu.
2. Makruh Tahrim = makruh yang dekat kepada haram, yaitu haram yang dalilnya belum qath’i (pasti) yaitu dari hadits ahad.
E. Haram
Yaitu bila dikerjakan mendapat dosa, contohnya : makan daging babi, berzinah, minuman keras, dll.Ringkasan Ketentuan Hukum (Mahkum Bih)
=====> <=====
adakah ulama madhab yg menjadikan bid ah sebagai hukum islam?
bukankah bid ah.
adalah maslah baru, yg perlu di ijtihadi hukumnya?
untuk menempatkan perkara tersebut dalam tatanan hukum islam.
sebaiknya..
jangan mengkaji bid ah. klo blm tau, hukum taklif dalam islam. belum tau ahkamus sar iyyah dalam islam.
apalagi debat maslah bid ah.
SERINGKALI DEBAT MUTER MUTER.
HANYA KARENA.. TIDAK TAU LETAK PERMASLAHAN, DAN HARUS DI BAWA KEMANA MALSAH TERSEBUT. DALAM MAHKAMAH HUKUM ISLAM.
jadi.
dzolim. APABILA TIDAK MEMILIKI KAPASITAS SEBAGAI MUJTAHID. LALU IKUT IKUTAN MENETAPKAN HUKUM ISLAM, ATAU MENGHUKUMI INI DAN ITU DG HUKUM INI, BEGIINNI.
untuk orng yg tidak memiliki kapasitas, hanya di bolehkan itba', taqlid, dan paling tinggi, qias. menyamakan hukum, karena ada kesamaan ilat(sebab akibat)
halal hukumnya: memiliki prasangka kepada orng dg sangkaan "orng yg tidak memiliki ilmu" apabila. hukum yg dipakai adalah hukum BID AH. BUKAN HUKUM TAKLIFI.
LALU... bagaimana dg orng yg pengetahuann agamananya hanya brosing di internet?
silahkan jawab sendiri.
yg terahir.
semoga dg tulisan ini.
tercerahkan, dan semua mslah menjadi terang.
ALLAHU AKBAR
Sini sini sebentar
Kalian kan suka bilang MAULID BIDAH , SHOLAWAT BIDAH TAHLIL BIDAH
Duduk sini sebntar
Mbah semprul mau menyampaikan sesuatu
Begini sodara" q dari WAHABI
================ucap Mbah sempul
mengenai hukum islam.
rumusan masalah:
apakah "bid ah" adalah salah satu dari sumber hukum islam?
===================
BeginiPara cucu
islam memiliki dasar hukum, dan islam juga memiliki sumeber hukum.
dalam hal ini sumber yg bisa di jadikan sumber hukum oleh islam ada 4. dimana yg 2 (quran dan hadis) adalah sumberhukum asal tekstual. dan yg dua adalah (ijma dan qias) merupakan hasil kesepakatan sahabat dan kesepakatan para ulama mujtahid. dan hatijaiyah (istimbat dan ijtihad dan isbat)
berikut Ketentuan Hukum dalam islam (Mahkum Bih)
A.. Wajib
Yaitu pekerjaan yang bila tidak dikerjakan mendapatkan dosa.
Hukum wajib terbagi menjadi :
1. Wajib Muthlaq = wajib yang tidak ditentukan dan tidak dibatasi waktunya, contoh : wajib membayar kafarah sumpah, tapi waktunya tidak ditentukan oleh syara’.
2. Wajib Muwaqqat = wajib yang ditentukan waktunya, contoh shalat lima waktu, puasa ramadhan.
3. Wajib Muwassa’ = wajib yang diluaskan waktunya, contoh waktu shalat lima waktu, sholat isak dari petang sampai subuh.
4. Wajib Mudhaiyaq = wajib yang sempit waktunya, puasa ramadhan waktu mulainya dan berakhirnya sama yaitu dari terbit fajar sampai maghrib.
5. Wajib Dzu Syabahain = wajib muwassa’ sekaligus mudhaiyaq, yaitu waktu mulainya sama dengan waktu berakhirnya dan waktunya panjang, contohnya ibadah haji.
6. Wajib ‘ain = wajib yang dibebankan kepada setiap individu, tidak dapat diwakilkan oleh atau kepada orang lain.
7. Wajib Kifayai = wajib yang dibebankan kepada sebagian individu, bila sebagian individu sudah menunaikan maka gugur kewajiban individu yang lain, contoh : mengurus jenazah.
8. Wajib Muhaddad = wajib yang ditentukan kadarnya, contoh : zakat.
9. Wajib Ghairu Muhaddad = wajib yang tidak ditentukan kadarnya, contoh : sedekah, wakaf.
10. Wajib Mu’aiyin = wajib yang ditentukan zatnya , contoh : membaca Al Fatihah dalam shalat.
11. Wajib Mukhaiyar = wajib yang diberi kebebasan memilih, contoh = kafarah sumpah.
12. Wajib Muaddaa = Wajib yang ditunaikan dalam waktunya ada’an.
13. Wajib Maqdi = wajibn yang ditunaikan sesudah lewat waktunya qada’an.
14. Wajib Mu’aad = wajib yang dikerjakan mengulang karena kurang sempurnanya yang ditunaikan pertama.
B. Sunnah
Yaitu bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa.
Pembagian Sunnah :
1. Sunnat Hadyin = sunnah untuk menyempurnakan kewajiban-kewajiban agama, contoh : azan dan jama’ah.
2. Sunnah Zaidah = sunnah yang dikerjakan Nabi dalam urusan adat kebiasaan, contoh : makan, minum, adat, kesukaan Nabi yang bagus bila ditiru dan tidak dicela bila ditinggalkan.
3. Sunnah Muakkadah = sunnah yang sering dikerjakan Nabi (jarang ditinggalkan), contoh : shalat sunnah rawatib, shalat tahajud.
4. Sunnah Ghairu Muakkadah = sunnah yang tdk terlalu di kukuhan oleh Nabi, contoh : shalat sunnat 4 rakaat sebelum duhur.
C. Mubah
Yaitu sesuatu yang dibolehkan, boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan.
Catatan untuk perkara yang mubah :
1. Jangan berlebihan.
2. Jangan sibuk dengan perkara yang mubah sehingga melalaikan dari akhirat.
D. Makruh
Yaitu bila dikerjakan tidak dicela, tetapi bila ditinggalkan terpuji.
Pembagian Makruh :
1. Makruh Tanzih = makruh yang tidak dicela bila dikerjakan, tetapi terpuji bila ditinggalkan, contoh : merokok, makan jengkol, shalat di akhir waktu.
2. Makruh Tahrim = makruh yang dekat kepada haram, yaitu haram yang dalilnya belum qath’i (pasti) yaitu dari hadits ahad.
E. Haram
Yaitu bila dikerjakan mendapat dosa, contohnya : makan daging babi, berzinah, minuman keras, dll.Ringkasan Ketentuan Hukum (Mahkum Bih)
=====> <=====
adakah ulama madhab yg menjadikan bid ah sebagai hukum islam?
bukankah bid ah.
adalah maslah baru, yg perlu di ijtihadi hukumnya?
untuk menempatkan perkara tersebut dalam tatanan hukum islam.
sebaiknya..
jangan mengkaji bid ah. klo blm tau, hukum taklif dalam islam. belum tau ahkamus sar iyyah dalam islam.
apalagi debat maslah bid ah.
SERINGKALI DEBAT MUTER MUTER.
HANYA KARENA.. TIDAK TAU LETAK PERMASLAHAN, DAN HARUS DI BAWA KEMANA MALSAH TERSEBUT. DALAM MAHKAMAH HUKUM ISLAM.
jadi.
dzolim. APABILA TIDAK MEMILIKI KAPASITAS SEBAGAI MUJTAHID. LALU IKUT IKUTAN MENETAPKAN HUKUM ISLAM, ATAU MENGHUKUMI INI DAN ITU DG HUKUM INI, BEGIINNI.
untuk orng yg tidak memiliki kapasitas, hanya di bolehkan itba', taqlid, dan paling tinggi, qias. menyamakan hukum, karena ada kesamaan ilat(sebab akibat)
halal hukumnya: memiliki prasangka kepada orng dg sangkaan "orng yg tidak memiliki ilmu" apabila. hukum yg dipakai adalah hukum BID AH. BUKAN HUKUM TAKLIFI.
LALU... bagaimana dg orng yg pengetahuann agamananya hanya brosing di internet?
silahkan jawab sendiri.
yg terahir.
semoga dg tulisan ini.
tercerahkan, dan semua mslah menjadi terang.
ALLAHU AKBAR
No comments:
Post a Comment