Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front
Pembela Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan
penjelasan mengenai FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG
FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab
(Ketua Umum FPI). Tulisan ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan
tulisan singkat ini bisa memperjelas latar belakang, tujuan
berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum
operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam.
Semoga kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR YANG MENJADI LATAR BELAKANG BERDIRINYA FPI
Apa Kata Al-Qur’an Mengenai Amar Ma’ruf Nahi Munkar ?
Amar Ma’ruf (mengajak kepada perbuatan baik) Nahi Munkar (mencegah perbuatan buruk) merupakan :
1. Cara untuk mendapat keberuntungan, dunia dan akhirat (QS Ali Imran 104)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
2. Ciri umat manusia yang terbaik (QS Ali Imran 110)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.
3. Dasar-dasar pembangunan akhlak sholihah (Qs Ali Imran 114)
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada
yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada
(mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang
saleh.
4. Tugas mulia para nabi sejak dulu (Qs Al-A’raf 157)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya
(Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
5. Sebab-sebab turunnya rahmat (Qs At-Taubah 71)
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
6. Sifat seorang mukmin sejati (Qs Al-Hajj 41)
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan.
7. Kewajiban yang diperintahkan Allah SWT (Qs Luqman 17)
Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Apakah Wajib Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar ?
Amar Ma’ruf Nahi Munkar hukumnya fardhu kifayah, artinya bila sebagian
umat sudah menegakkannya dengan jumlah dan kekuatan yang memadai untuk
mengajak kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran maka gugurlah
kewajiban sebagian umat lainnya.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”. Qs.Ali Imran (3):104
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka ta’at kepada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Qs.At Taubah (9):71
“Mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, mereka menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari munkar, dan bersegera berbuat pelbagai
kebajikan. Mereka termasuk orang-orang yang sholeh.” Qs. Al-A’raf
157
************ ********* ********* *******
http://groups.
yahoo.com group/Tauziyah/ message/12313
Mengenal Perjuangan FPI (bab 2 - dari 8 bab)
Bagian ke-2 dari 8 Bab, Tulisan Mengenai FPI
Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front
Pembela Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan
penjelasan mengenai FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG
FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab
(Ketua Umum FPI). Tulisan ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan
tulisan singkat ini bisa memperjelas latar belakang, tujuan
berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum
operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam.
Semoga kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
Apakah Wajib Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar ?
Amar Ma’ruf Nahi Munkar hukumnya fardhu kifayah, artinya bila
sebagian umat sudah menegakkannya dengan jumlah dan kekuatan yang
memadai untuk mengajak kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran maka
gugurlah kewajiban sebagian umat lainnya.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung”. Qs.Ali Imran (3):104
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka ta’at kepada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Qs.At Taubah (9):71
“Mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, mereka menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari munkar, dan bersegera berbuat pelbagai
kebajikan. Mereka termasuk orang-orang yang sholeh.” Qs. Al-A’raf
157
Bagaimana Kalau Tidak Peduli Terhadap Amar Ma’ruf Nahi Munkar ?
“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka
perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat
itu.” Qs. Al Maa’idah (5):79
Rasulullah SAW bersabda :
“Bukan dari golongan kami orang-orang yang tidak mengasihi yang
muda dan tidak menghormati yang tua, serta tidak mengajak orang lain
untuk berbuat baik dan melarang yang munkar.”
Kewajiban Mencegah Kemunkaran
Al-imam Abi Daud rhm meriwayatkan bahwa Abdullah Ibn Mas’ud r.a.
mendengar Rasulullah SAW bersabda bahwa : “Sungguh demi Allah,
hendaklah engkau benar-benar menyerukan yang ma’ruf dan benar-benar
mencegah yang munkar, dan sungguh-sungguh menentang tangan-tangan
yang zholim, dengan mengembalikannya kejalan yang benar, dan agar
menjaganya selalu di jalan yang benar”
Dampak Bila Tidak Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
“Dan peliharalah dirimu dari siksa yang tidak saja akan menimpa orang
yang zholim diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksanya.” (QS. Al-Anfal 25)
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya manusia jika mereka melihat orang yang berbuat zholim
dan tidak mencegahnya, maka telah dekatlah azab Allah yang akan
menimpa mereka seluruhnya” (HR At-Tirmidzi)
Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah SAW. bersabda : “Penduduk sebuah
desa yang berjumlah delapan belas ribu orang disiksa, padahal amal-amal
mereka seperti amal para nabi. Para sahabat bertanya, ‘Ya
Rasulullah, bagaimana hal itu bisa terjadi?’ Nabi SAW menjawab,
‘Mereka tidak pernah marah karena Allah Azza Wa Jalla, karena mereka
tidak melakukan amar makruf dan nahi mungkar.”
Abu bakar Ash-Shiddiq r.a.: “Dan sesungguhnya aku mendengar
Rasulullah SAW.bersabda (yang artinya): “Bila suatu kaum berbuat
maksiat, sementara di antara mereka ada yang mampu menegur mereka,
namun tidak dilakukannya, melainkan Allah akan menimpakan siksa-Nya
secara merata atas mereka dari sisi-Nya.”
Firman Allah dan sabda Rasulullah tersebut diatas sering dikutip para
ulama ketika menyikapi bencana alam Tsunami baru-baru ini di Aceh dan
Nias. Dimana terbukti bahwa bencana itu menimpa semua orang secara
merata baik orang mukmin ataupun tidak. Wallahu a’lam bis shawab.
Sikap Lembut Dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Firman Allah SWT :
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya, dan Dia lah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang
mendapat petunjuk” (Qs An-Nahl 125)
“Maka disebabkan rahmat dari Allah maka kamu bersikap lemah-lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya” (Qs Ali Imran 159)
Sikap Tegas Dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar
“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka” (Qs Al-Fath 29)
“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir di
sekitar (yang memusuhi) kamu, dan hendaklah mereka merasakan sikap
tegas darimu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang yang bertaqwa
(Qs A-Taubah 123)
************ ********* ********* *******
http://groups.
yahoo.com group/Tauziyah/ message/12378
Bagian ke-3 dari 8 Bab, Tulisan Mengenai FPI
Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front Pembela
Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan penjelasan mengenai
FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG FPI - Amar Ma’ruf Nahi
Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab (Ketua Umum FPI). Tulisan
ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan tulisan singkat ini bisa memperjelas
latar belakang, tujuan berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi
umum operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam. Semoga
kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
Mengapa Islam Perlu Dibela ?
Islam perlu dibela, dengan dalil-dalil antara lain :
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama)” (QS,
As Shaff, 14)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” . (QS, Surat Muhammad ayat
7)
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS, Al Hajj,
40)
Sayyid Quthb, dalam tafsir Qur’an Fi-Zhilalil Quran berpendapat bahwa
menolong Allah berarti menolong rasul Allah, agama Allah dan aturan Allah
dalam kehidupan ini. Jadi menolong Allah maksudnya menolong dan membela
agama-Nya, dengan cara menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan segala
larangan-Nya semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT.
Visi dan Misi FPI
FPI berpandangan (Visi FPI) bahwa penegakan amar ma’ruf nahi munkar adalah
satu-satunya solusi untuk menjauhkan kezholiman dan kemungkaran. FPI
berkeinginan untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar secara kaffah
(sempurna) di semua segi kehidupan manusia, dengan tujuan menciptakan umat
sholihat yang hidup dalam baldah thoyyibah (negeri yang baik) dengan
limpahan keberkahan dan keridhoan Allah ‘Azza wa Jalla.
Misi FPI adalah penegakan amar ma’ruf nahi munkar untuk penerapan syariat
Islam secara kaffah.
Asas Perjuangan FPI
FPI adalah organisasi amar ma’ruf nahi munkar
Berdasarkan Islam
Beraqidahkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah (berpegangh teguh pada Al
Qur’an dan As-Sunnah)
Pedoman Perjuangan FPI
FPI menggunakan Lima (5) Prinsip Perjuangan Islam yang pernah digunakan
Al-Imam Hasan Al-Banna rhm, sebagai pedoman perjuangan FPI, yaitu :
1. Allah SWT adalah Tuhan kami dan Dia lah tujuan kami
2. Muhammad Rasulullah SAW adalah teladan kami
3. Al Qur’an Karim adalah Imam kami (sumber segala sumber
hukum Islam)
4. Al-Jihad adalah jalan kami (jihad tenaga, jihad lisan,
jihad hati, jihad ibadah, jihad ilmu, jihad harta, jihad nafkah, dsbnya)
5. Asy-Syahadah (mati syahid) adalah cita-cita kami
Semboyan Perjuanga FPI
“Hidup Mulia atau Mati Syahid”
(Semboyan ini banyak digunakan aktivis pejuang Islam di seluruh dunia, dan
merupakan kata-kata yang diucapkan oleh Asy-Syahid Sayid Quthb beberapa saat
sebelum ajal menjemput di tiang gantungan oleh rezim diktator Jamal Abdun
Nashir)
Hidup mulia adalah hidup dengan iman dan taqwa, karena kemuliaan seseorang
ditentukan oleh tingkat ketaqwaannya. Allah SWT menegaskannya dalam QS 49,
Al Hujarat ayat 13 : “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kam”
Hidup mulia dan Mati Syahid adalah 2 hal yang menyatu saling menyempurnakan.
Artinya, seorang muslim tak akan hidup mulia jika tak berharap syahid, dan
ia mustahil mendapatkan syahid jika ia hidup tak mulia.
Motto Perjuangan FPI
Motto manajemen strategi perjuangan FPI adalah :
‘Haq (kebenaran) tanpa sistem dikalahkan Bathil dengan sistem’
Maknanya :
Kebathilan pada prinsipnya lemah, tapi kalau diatur secara sistematis dan
terorganisasi dengan baik, maka kebathilan akan muncul dalam bentuk yang
kuat dan kokoh
Teknis perjuangan untuk menegakkan kebenaran (Haq) memerlukan organisasi
yang rapi dan sistematis.
Bathil yang kokoh (sistematis dan terorganisasi) dapat dikalahkan oleh
Haq (kebenaran) yang juga kokoh (sistematis dan terorganisasi) .
Haq (kebenaran) yang tidak terorganisasi akan mudah dikalahkan oleh
kebathilan yang terorganisasi.
************ ********* ********* *******
http://groups.
yahoo.com group/Tauziyah/ message/12428
Mengenal perjuangan FPI Bab 4 dari 8 bab
Bagian ke-4 dari 8 Bab, Tulisan Mengenai FPI
Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front
Pembela Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan
penjelasan mengenai FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG
FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab
(Ketua Umum FPI). Tulisan ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan
tulisan singkat ini bisa memperjelas latar belakang, tujuan
berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum
operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam.
Semoga kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
Lima Doktrin Perjuangan FPI
1. Diperlukan niat yang benar-benar ikhlas.
Yaitu niat membela agama Allah karena untuk mencari keridhaan Allah
SWT, semuanya karena Allah tidak menuntut balasan dan ganjaran di
dunia, apalagi sampai mengharapkan pujian atau upah di dunia.
“Sesungguhnya amal perbuatan itu harus dengan niat. Dan sesungguhnya
(ganjaran) bagi setiap orang itu didasarkan niatnya” (Sabda
Rasulullah dalam sebuah hadits)
2. Mulailah dari diri sendiri
Rasulullah bersabda, “Mulailah dari diri sendiri”. Maksudnya
sebelum kita melakukan amar ma’ruf nahi munkar, maka mulailah kita
mengajak diri kita sendiri untuk mulai melakukan kebaikan-kebaikan.
Ajaklah diri kita sendiri untuk belajar menghindarkan kemungkaran dan
perbuatan buruk lainnya yang dilarang agama.
Diperlukan NIAT dan USAHA yang tulus untuk memperbaiki diri sebelum
kita mengajak orang lain kepada kebaikan. Namun bukan berarti orang
yang belum baik tidak boleh melakukan amar ma’ruf nahi munkar, karena
yang penting syaratnya ia telah tobat dan berjanji untuk memperbaiki
diri.
Perhatikan dengan baik firman Allah SWT dalam QS, As Shoff ayat 2 dan
3 : “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang
tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.”
Atau firman Allah SWT (Al Quran, Al Baqarah, 44) : “Mengapa kamu
suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Apakah engkau
sekalian tidak berpikir?”
3. Berani Untuk Mengatakan Yang Benar
Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah yang haq (kebenaran) walaupun pahit akibatnya”. (HR Ahmad).
Kebathilan pasti akan sirna dari hadapan kita selama ada orang yang
melawannya, dan jadilah kita sebagai orang yang terdepan (yang paling
berani) mengatakan kebenaran.
4. Siap Mengorbankan Nyawa dan Harta
Diperlukan keberanian dalam menegakkan kebenaran. Keberanian (yang
tidak konyol) hanya ada bila kita telah memiliki niat yang ikhlas dan
keyakinan yang sangat kuat bahwa Allah SWT pasti akan membantu kita.
Ingatlah selalu firman Allah SWT setiap kali hati kita mulai was-was,
yaitu : ‘Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama)
Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu’ . (QS,
Surat Muhammad ayat 7)
Pengorbanan harta telah disinggung dalam beberapa hadits dan Qur’an,
antara lain dalam Qur’an, Allah berfirman : “Allah meninggikan
orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang
yang duduk sebesar satu derajat” (QS, An-Nisa 4:95)
Pengorbanan fisik dan bahkan nyawa merupakan resiko lain yang
dihadapi. Namun ingatlah bahwa kematian pasti akan datang dengan cara
dan waktu yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Manusia tidak pernah
tahu kapan ia mati, bisa saja ia mati ketika sedang tidur, sedang di
kendaraan atau lagi berperang. Khalid bin Walid, salah seorang
pejuang syahid yang memimpin banyak perang di zaman Rasulullah dan
para sahabat selalu memimpikan agar ia bisa mati di medan perang
untuk mati sebagai syuhada. Tapi Allah SWT telah menentukan
rencana-Nya sendiri dan mewafatkan Khalid dengan tenang di tempat tidur
di rumahnya sendiri.
5. Keyakinan Akan Datangnya Pertolongan Allah SWT
Dalam menyerukan orang lain agar menjauhi perbuatan buruk (munkar)
kita pasti akan menghadapi kesukaran dan resiko, misalnya penolakan
keras dari musuh kita. Hal ini sering menimbulkan rasa takut dan
was-was. Allah SWT berfirman : “Janganlah kamu berhati lemah dalam
mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka
sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu
menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka
harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS,
An-Nisa 104)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa bila kita memperjuangkan dan membela agama Allah, maka :
- jika kita lelah melawan musuh, maka musuh juga akan dibuat lelah oleh Allah.
- jika kita khawatir melawan musuh, maka Allah
juga menanamkan rasa khawatir yang sama pada diri mereka.
- Jika kita menghabiskan waktu dan uang untuk
melawan musuh, maka musuhpun akan mengalami kerugian waktu dan uang
yang sama derajatnya
- Jika musuh men-teror, mengancam dan
mengganggu kita, maka sebenarnya Allah juga telah menanamkan rasa
tertekan dan takut yang sama pada diri musuh kita.
Di surat An-Nisa ayat 76, Qur’an mempertegas lemahnya kondisi musuh
Islam yang sedang kita perangi, yaitu, “Orang-orang yang beriman
berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut (jalan syeitan), sebab itu perangilah kawan-kawan setan
itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah”.
Kedua ayat diatas menunjukkan bahwa Allah akan menanamkan kesusahan,
kelemahan dan rasa ketakutan (jiwa pengecut) yang luar biasa dalam
diri musuh Islam, namun hal ini memerlukan persyaratan, yaitu :
1. perjuangan kita harus ikhlas (berjuang karena Allah)
2. memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah pasti
akan membantu kita (ingat surat Muhammad ayat 7, ‘Hai orang-orang
yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu’ . (QS, Surat Muhammad ayat 7)
Namun harus diingat, sebaliknya pertolongan Allah tidak akan datang
bila kita tidak ikhlas (misalnya marah membabibuta atau karena
mengharap imbalan dunia) dan bila kita ragu-ragu dan kurang yakin akan
pertolongan dari Allah (kurang beriman).
************ ********* ********* *******
http://groups.
yahoo.com group/Tauziyah/ message/12442
Mengenal Perjuangan FPI Bab 5 dari 8 bab
Bagian ke-5 dari 8 Bab, Tulisan Mengenai FPI
Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front
Pembela Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan
penjelasan mengenai FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG
FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab
(Ketua Umum FPI). Tulisan ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan
tulisan singkat ini bisa memperjelas latar belakang, tujuan
berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum
operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam.
Semoga kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
Dasar Hukum Perjuangan FPI
Dasar hukum perjuangan FPI dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar
adalah tunduk pada syariat Islam. Sedangkan kepada hukum negara, FPI
akan tunduk sepanjang tidak berbenturan dengan ajaran agama Islam.
Bila menghadapi peraturan dan undang-undang negara yang bertolak
belakang dengan syariat Islam, maka FPI dalam perjuangannya akan
berusaha untuk menyiasatinya hingga terhindar dari jebakan melawan
hukum negara, sambil terus berjuang merubah segala ketentuan hukum
yang sesat lagi menyesatkan menuju ke arah yang lebih Islami. Ini
adalah kewajiban.
Manfaat Keberadaan FPI Di Tengah Masyarakat Muslim Indonesia
1. Sebagai dukungan dan dorongan pada aparat (pemerintah,
kepolisian & hukum) dalam program dan pelaksanaan tugasnya yang
berkaitan dengan amar ma’ruf nahi munkar.
2. Sebagai kontrol sosial agar aparat (pemerintah, kepolisian
& hukum) bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak lalai dan
tidak sewenang-wenang
3. Sebagai tekanan yang berpengaruh besar agar pelaku maksiat tidak bebas bergerak di Indonesia
4. Sebagai wakil dari masyarakat muslim yang peduli terhadap penegakan amar ma’ruf nahi munkar di Indonesia
Karakteristik Perjuangan FPI
Karakteristik perjuangan FPI tercermin dalam 7 sikap :
1. Berani dan Tegas
Berani dalam menyampaikan pendapat, mengoreksi kesalahan, memberi
solusi dan melakukan aksi. Tegas dalam mengambil keputusan, memegang
prinsip, melawan kezholiman dan memerangi kemungkaran.
Seperti sabda Rasulullah SAW, “Katakanlah yang haq (kebenaran) walaupun pahit akibatnya”. (HR Ahmad).
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di
antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,
yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan
Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-
Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS,
Al Maidah, 54)
2. Semangat dan militan
Ciri seorang militan adalah berjuang dengan ikhlas tanpa keluh kesah,
tidak mengharapkan bayaran di dunia, tidak mengeluh karena lapar,
siap mengeluarkan uang pribadinya untuk perjuangan hingga siap
mengorbankan nyawanya untuk perjuangan. Menurut Habib Rizieq dalam
bukunya “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” dikatakan bahwa kebanyakan anggota
FPI berasal dari golongan akar rumput. Mereka kalangan lemah yang
biasa hidup susah dan menderita, namun semangat juang untuk ama ma’ruf
nahi munkar sungguh luar biasa. Sehubungan dengan itu beliau
mengutip beberapa hadits sbb :
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memenangkan umat
ini dengan golongan lemahnya, lewat doa, shalat dan keikhlasan mereka”
(dari Sa’ad Ibn Abi Waqqa ra., HR. Imam as-Suyuthi)
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah engkau sekalian dimenangkan dan
diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah kalin” (HR. Bukhari)
3. Sabar dan Tabah
Menjadi anggota FPI berarti siap menghadapi berbagai kesulitan, mulai
dari fitnah, ancaman teror, penganiayaan, bahkan penculikan dan
pembunuhan. Namun nyatanya pengalaman ini tidak menyurutkan langkah
para laskar, bahkan dari hari ke hari anggota FPI bertambah terus dari
berbagai penjuru.
Rasulullah SAW bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu zaman yang
seorang penyabar diantara mereka terhadap urusan agamanya seperti
orang yang menggenggam bara api” (HR. Tirmidzi)
4. Mandiri dan Independen
Kemandirian dan independensi dalam FPI tercermin dalam antara lain :
- Setiap anggota berjuang dengan biaya dan resiko
masing-masing. Seseorang yang sedang berjuang menegakkan amar ma’ruf
nahi munkar berarti ia melakukannya karena Allah SWT bukan karena
perintah pimpinan atau keputusan organisasi FPI. Peran FPI hanya
menertibkan dan membantu sedapat mungkin agar sepak terjang anggotanya
berjalan sesuai aturan hukum negara dan agama. Setiap aktivis harus
tahu bagaimana cara berjuang yang benar dan siap menanggung sendiri
resiko atas apapun yang terjadi. Ia berjuang karena Allah SWT,
bertanggungjawab kepada Allah SWT bukan kepada pimpinan dan
organisasinya. Ketika seorang aktivis terjerat hukum maka ia harus
siap menanggung sendiri tanggungjawab hukum dan moral atas apa yang ia
lakukan, dengan tidak melibatkan aktivis lainnya, baik kawan atau
pimpinan. Namun FPI membantu secara moril dan bantuan penasihat hukum
(pengacara) secara gratis.
- Secara organisasional setiap cabang FPI bersifat
mandiri, baik swadaya secara ekonomi, dan swabina dalam membina
aktifitasnya cabangnya. DPP (Pusat) - FPI secara organisasional
melakukan pemberdayaan dan pembinaan menyeluruh untuk memelihara
kelancaran komunikasi organisasi. DPP-FPI akan turun tangan secara
organisasional hanya bila ada penyimpangan fatal dari maksud dan
tujuan organisasi yang tak terselesaikan di tingkat daerah.
5. Substansial Formalitas
Sikap ini dianut oleh FPI, dimana FPI memandang bahwa syariat Islam
harus diikuti dan dijadikan pedoman secara kaffah (sempurna). Islam
sebagai aqidah, syariat dan akhlak sudah bersifat syamil (universal)
dan kamil (sempurna) dan tidak boleh dirubah atau disesuaikan dengan
kondisi setempat atau kondisi masyarakat yang ada.
6. Kompromis Dialogis
FPI sangat menjunjung tinggi musyawarah, baik internal maupun
eksternal, dalam pengambilan sikap dan keputusan. Tentunya itu semua
selama tidak bertentangan dengan batas-batas syariat agama.
7. Tradisionalis Moderat
Loyalitas yang ingin dibangun FPI adalah loyalitas kepada Islam,
bukan loyalitas kepada organisasi (FPI) atau figur. Artinya selama
organisasi dan figur pimpinannya berjalan sesuai dengan syariat Islam
maka wajib kita taati dan patuhi, tapi tidak sebaliknya.
Sebagai bagian dari masyarakat, aktivis FPI harus membaur dengan
masyarakat sekitarnya, menghormati para ulama, pemimpin formal
masyarakat dan tetangga, selama mereka tidak melanggar syariat Islam.
************ ********* ********* *******
http://groups.
yahoo.com group/Tauziyah/ message/12492
Mengenal Perjuangan FPI, Bab 6 dari 8 bab
Bagian ke-6 dari 8 Bab, Tulisan Mengenai FPI
Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front
Pembela Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan
penjelasan mengenai FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG
FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab
(Ketua Umum FPI). Tulisan ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan
tulisan singkat ini bisa memperjelas latar belakang, tujuan
berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum
operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam.
Semoga kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
Mekanisme Perjuangan FPI
Mekanisme yang disebutkan dibawah ini hanya ringkasan. Sumber
aslinya yaitu buku “DIALOG FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” oleh
Al-Habib Muhammad Rizieq, berisi penjabaran yang sangat rinci, yaitu
dari halaman 242 hingga 329.
Pola juang FPI dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, hendaknya
berpedoman pada mekanisme (langkah-langkah proses kerja) sbb :
1. Kasus amar ma’ruf anhi munkar yang akan diperjuangkan
terlebih dahulu harus dikaji berdasarkan syariat Islam oleh para
ahlinya.
2. Kasus diusahakan diselesaikan terlebih dahulu dengan menempuh prosedur hukum formal negara yang berlaku, melalui :
- Menghimpun fakta sebagai bukti hukum
- Menghimpun dukungan konkrit masyarakat sekitar
- Pelaporan dan tuntutan ke seluruh instansi negara yang berwenang
1. Penggunaan dan pemanfaatan kekuatan umat saat prosedur menemui jalan buntu
Bila prosedur hukum formal negara menemui jalan buntu dan bila
penegakan ama ma’ruf nahi munkar sudah mesti ditegakkan, dan bila
berbagai pertimbangan sudah dilakukan dengan cermat dan sesuai
syariat, maka FPI akan mengambil tindakan tegas dengan melibatkan
segenap komponen umat.
Pola Juang FPI Disesuaikan Dengan Kondisi Wilayah Setempat
Ada 2 macam jenis pengelompokan wilayah yang dibedakan berdasarkan
sikap masyarakat setempat dalam menyikapi keberadaan maksiat atau
kemungkaran di wilayahnya, yaitu :
1. Wilayah Aksi Amar Ma’ruf
Yaitu wilayah padat maksiat dan didukung oleh masyarakat sekitarnya,
atau setidaknya masyarakat sekitar tidak merasa terganggu dengan
kemaksiatan yang ada.
Aksi yang harus dilakukan di wilayah seperti ini adalah kegiatan dakwah dan menyadarkan umat terlebih dahulu.
Tertib Aksi Amar Ma’ruf antara lain berpedoman pada firman Allah SWT,
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk” (QS, An-Nahl, 16:125).
Dengan demikian dalam Tertib Aksi Amar Ma’ruf harus berdasarkan urutan :
Berdakwah dengan hikmah (ilmu dan amal)
Berdakwah dengan nasihat yang baik
Berdakwah dengan dialog dan diskusi
2. Wilayah Aksi Nahi Munkar
Yaitu wilayah padat maksiat dan ditolak oleh masyarakat setempat atau
setidaknya masyarakat diresahkan dan merasa terganggu dengan
keberadaan tempat maksiat tersebut.
Aksi yang harus dilakukan di wilayah semacam ini adalah mendorong dan
membantu masyarakat setempat secara optimal untuk menindak tegas
segala kemaksiatan yang ada. Peran FPI di wilayah semacam ini sebagai
pelayan umat dalam melakukan nahi munkar.
Tertib Aksi Nahi Munkar yang digariskan FPI dijelaskan secara khusus dalam bab berikutnya.
************ ********* ********* *******
http://groups.
yahoo.com group/Tauziyah/ message/12629
Mengenal Perjuangan FPI (bab 7 dari 8 bab)
Bagian ke-7 dari 8 Bab, Tulisan Mengenai FPI
Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front
Pembela Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan
penjelasan mengenai FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG
FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab
(Ketua Umum FPI). Tulisan ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan
tulisan singkat ini bisa memperjelas latar belakang, tujuan
berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum
operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam.
Semoga kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
Tertib Aksi FPI Dalam Nahi Munkar
Tertib Aksi FPI dalam Nahi Munkar antara lain berpedoman pada hadits Rasulullah SAW,
“Barang siapa diantara kamu melihat suatu kemunkaran maka hendaklah
ia merubahnya dengan tangannya, dan jika ia tak mampu maka dengan
lisannya, dan jika ia tak mampu juga maka dengan hatinya, dan itulah
selemah-lemah iman” (HR Muslim dan Ibn Majah)
Hadits tersebut mengandung pengertian bahwa :
1. Mencegah kemungkaran berlaku bagi setiap kaum muslimin,
karenanya dalam hadits tsb disebutkan “Barang siapa”. Apalagi
kemungkaran sangat banyak jenis dan tingkatannya serta banyak
pelakunya, maka pencegahannya tidak mungkin hanya dilakukan oleh ulama
atau aparat pemerintah saja. Sudah menjadi kewajiban setiap muslim
yang beriman untuk ikut mencegah kemungkaran.
2. Mencegah kemungkaran bukanlah pilihan langkah (alternatif)
tindakan, melainkan urutan langkah tindakan, karena jelas dikatakan
“jika ia tak mampu” maka pindah ke langkah berikutnya. Jadi bukan
pilihan antara menggunakan tangan, lisan atau hati. Untuk mencegah
kemungkaran pertama-tama harus dimulai dengan menggunakan ‘tangan’nya,
dan selama ia mampu maka ia tak boleh meninggalkan langkah pertama
tersebut. Inilah yang disebut dengan istilah Tertib Langkah, dan bukan
pilihan langkah.
Perlu dicatat, bahwa ketika seseorang siap menggunakan ‘tangan’nya
maka sebenarnya hati dan lisannya sudah lebih dulu melakukan
perlawanan (terhadap kemungkaran) . Penggunaan lisan dan hati sebelum
turunnya ‘tangan’ merupakan semangat Islam dalam mengedepankan
kelembutan (musyawarah) sebelum ketegasan.
3. Mencegah kemungkaran dengan ‘tangan’ adalah dalam makna
hakiki, maksudnya adalah ‘tangan’ ulama, ‘tangan’ umara (aparat
hukum), dan ‘tangan’ semua umat Islam. Artinya siapapun yang memiliki
‘tangan’ (pengaruh / tekanan / tenaga / kekuatan) untuk merubah
kemungkaran maka ia harus menggunakannya. Pengertian ‘tangan’ tidak bisa
diganti dengan ‘kekuasaan’ dalam arti kekuasaan / jabatan polisi
terhadap rakyatnya atau pimpinan terhadap bawahannya atau orangtua
terhadap anaknya. Pengertian ‘tangan’ juga jangan hanya diartikan
‘fisik’, yang berarti boleh segera menyerang secara fisik untuk suatu
kemungkaran. Pengertian ‘tangan’ berarti pengaruh (wibawa, kharisma,
kekuasaan, kekuatan hukum) yang bisa kita gunakan untuk menekan
seseorang / sekelompok orang. Penggunaan ‘tangan’ sebagai tenaga dan
kekuatan fisik yang kita miliki dapat kita gunakan bila musyawarah dan
tekanan-tekanan yang sudah kita lakukan menemui jalan buntu, itupun
ada prosedurnya.
Secara prosedur, maka Tertib Aksi Nahi Munkar FPI harus melalui tahapan aksi sbb :
1. Nahi Munkar dengan ‘tangan’ , yaitu berupa pengaruh dan
tekanan yang mampu kita gunakan, kekuasaan, tenaga, dan / atau
kekuatan fisik yang kita miliki untuk menjauhkan kemungkaran dari
masyarakat. Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa bila kita telah siap
/ berani untuk menggunakan ‘tangan’ berarti otomatis kita siap juga
dengan ‘lisan’ dan ‘hati’ kita. Penggunaan ‘lisan’ (sebelum
‘tangan’ kita gunakan) adalah bagian dari semangat dari mengedepankan
musyawarah. Bila penggunaan ‘lisan’ (musyawarah) menemui jalan
buntu maka kita kembali menggunakan ‘tangan’ kita yang telah kita
siapkan sejak awal.
2. Nahi Munkar dengan ‘lidah’ , yaitu berupa ucapan,
nasihat, teguran, musyawarah dan pendekatan untuk mengajak masyarakat
menjauhi kemungkaran
3. Nahi Munkar dengan ‘hati’ , yaitu berupa pernyataan hati
atau pernyataan sikap internal FPI untuk menolak suatu kemungkaran.
Sifat penolakan ‘hati’ ini kadangkala terpaksa harus kita ambil
manakala kita menghadapi suatu dilema berat, dimana bila ‘tangan’ kita
gunakan maka diperkirakan mafsadah (kerusakan) nya akan lebih besar
daripada maslahat (kebaikan) yang bakal kita peroleh. Bab berikut
dibawah ini pedoman yang akan memperjelas kapan penggunaan ‘tangan’
boleh dilakukan.
Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Sebelum Sikap ‘Tegas’ Dilakukan
1. Kemungkaran yang ada disepakati sebagai sesuai yang haram
2. Kemungkaran yang ada harus jelas dan nyata, terlihat dan bisa dibuktikan
3. Kemungkaran tersebut tidak bisa lagi dihadapi dengan kelembutan (musyawarah)
4. Tindakan tegas dan keras terhadap kemungkaran
tersebut tidak menimbulkan mudharat yang lebih besar dan mafsadah yang
lebih parah.
************ ********* ********* *******
http://groups.
yahoo.com group/Tauziyah/ message/12668
Mengenal Perjuangan FPI (Bab 8 dari 8 bab)
Bagian ke-8 dari 8 Bab, Tulisan Mengenai FPI
Sehubungan dengan banyaknya opini negatif selama ini mengenai Front
Pembela Islam (FPI), maka secara bersambung kami akan tampilkan
penjelasan mengenai FPI yang berisi ringkasan pokok dari buku “DIALOG
FPI - Amar Ma’ruf Nahi Munkar” karangan Habib Muhammad Rizieq Syihab
(Ketua Umum FPI). Tulisan ini terdiri dari 8 Bab. Mudah-mudahan
tulisan singkat ini bisa memperjelas latar belakang, tujuan
berdirinya, prosedur standar kerja FPI dan strategi umum
operasionalnya. Siapa saja terbuka membaca tulisan ini, entah ia
mukmin, muslim, non-muslim, munafiq ataupun seorang musuh Islam.
Semoga kita semua diberi-Nya hidayah selalu. Amiin.
Persyaratan Anggota FPI
Dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, Imam Ghozali berpendapat
bahwa umat Islam manapun bisa melakukannya karena anjuran Rasulullah
untuk itu ditujukan kepada umat Islam (muslimin). Namun untuk FPI,
secara keorganisasian dan demi menjaga kemurnian perjuangan dan
menghindari penyusupan, maka FPI mensyaratkan hal dibawah ini bagi
calon anggotanya :
1. Seorang muslim yang baik
2. Baik iman dan taqwa nya
3. Baik moral dan akhlaknya
4. Baik niat dan amalnya
5. Baik pengetahuannya mengenai amar ma’ruf nahi munkar (termasuk ilmu halal dan haram)
6. Sepengetahuan dan seizin orang tuanya (sesuai dengan pesan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits)
7. Memiliki pengetahuan umum yang cukup memadai
TANTANGAN Yang Dihadapi Dalam Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Menegakkan amar ma’ruf Nahi Munkar adalah ibadah agama yang berat
tantangannya. Janji pahala yang Allah berikan sangat besar, tapi godaan
syeitan juga sangat besar. Beberapa tantangan yang dihadapi seorang
pejuang Amar Ma’ruf Nahi Munkar antara lain adalah :
1. Pengorbanan harta (uang) dan waktu (dari keluarga) untuk perjuangannya
2. Pengorbanan tenaga, fisik hingga (paling tinggi) nyawa kita
3. Seorang pembela agama Allah juga siap untuk menghadapi ancaman fisik dan teror dari pihak musuh.
4. Tingkat godaan syeitan yang dihadapinya juga semakin
berat. Berbagai cara dilakukan syeitan untuk melemahkan semangat
kita, seperti :
perasaan was-was (takut), misalnya takut lelah, takut terluka,
takut mati, takut miskin (takut habis duit), takut diancam orang, dan
sebagainya
perasaan ujub, sombong dan riya’, misalnya ingin dipuji sebagai pahlawan pembela Islam
perasaan tidak sabar, gampang marah dan emosional, sehingga kita
terpedaya oleh syeitan seolah-olah kita sedang membela agama Allah
padahal kita sedang emosi (marah), sedangkan marah adalah sahabat
syeitan.
IKHLAS DAN SABAR Dalam Berjuang
Seorang salafus sholihin pernah menasihati anak-anaknya, “Apabila
seseorang dari kalian hendak melakukan amar ma’ruf nahi munkar,
hendaklah ia memantapkan diri untuk bersabar dan meyakini datangnya
pahala (dan perlindungan) dari Allah. Sebab, barang siapa yakin akan
pahala (dan perlindungan) dari Allah SWT, maka ia tidak akan pernah
khawatir akan timbulnya gangguan atas dirinya”. (dikisahkan dalam buku
Ihya Ulumuddin, Imam Ghozali)
Allah memuji orang yang sabar dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Firman Allah SWT :
“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan (musibah), penderitaan
(kesulitan ekonomi) dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
(QS Al Baqarah, 177)
Allah menjanjikan kemenangan bagi orang yang bersabar, Firman-Nya :
“Jika kamu bersabar dan bersiap siaga dan mereka datang menyerang
kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima
ribu Malaikat yang memakai tanda. (QS, Ali Imran, 125)
Luruskan niat dan bersabarlah dalam menegakkan amar ma’ruf nahi
munkar, bersabarlah dengan segala cobaan dan sikap musuh kita, karena
Allah telah memberikan janji-Nya bahwa Ia akan menguatkan kedudukan
kita kalau kita ikhlas menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Firman Allah SWT :
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” . (QS, Surat
Muhammad ayat 7)
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS, Al
Hajj, 40)
Janji Allah SWT Bagi Yang Mendukung Seorang Pejuang Pembela Allah
Dari Zaid Ibn Khalid r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa mempersiapkan (membiayai / mendukung) orang yang
berjuang di jalan Allah, maka ia sama dengan yang berjihad, dan barang
siapa tidak bisa berangkat jihad karena harus menjaga keluarga orang
yang sedang berjihad maka ia sama dengan berjihad” (HR Bukhari
-Muslim)