Puisi " RINDUKU PADAMU"

Sayang.......
Kini harapan yang terukir indah
Bersama dengan senyuman itu
Obat hati merekam kehidupan dunia
Penantian berujung ssat ku pilu
Tiada yang lain stau kamu disisimu...

Angan yang penuh hayalan tercipta
Matamu bergejolak cinta suci
Tandakan aku seutas tali yang kokoh
Merindukan setiap engkau tersenyum mesra
Danku selalu merindukan canda dan tawamu...

Akankah kisahku terulang kembali
Senyuman manismu
Ku tak berdaya dimata
Disini terus tergap berdiri menanti
Seolah kau mencariku dalam pelukan kasihmu...

Sayang.....
Ku tanpamu
Ku tak mampu menuangkan rasa ini
Tak mampu terobati semula
Menahan sejuta rasaku padamu
Disini ku hanya berdiri menanti
Hanya hayalan senyumanmu
Terasa membekas dalam pikiranku selama ini...

Sayang.......
Ku jauh tanpamu
Dan kau jauh tak bisa tanpaku
Bisikanlah kata hati tuk merindu
Mendengarkan sejuta prih didada
Hanya ada bintang kan menghiasi jalan kita...

Bukalah setiap senyuman itu
Ciptakan hal yang terindah
Terukur dalam sembari kalbuku
Bisikan kata manis terucapkan
Sebut namaku bila kau mampu
Lintasan yang kan trus abadi dimatamu...

Terbanglah bersamaku ke langit nan biru
Tebarkanlah senyuman tersembunyi
Terus Yapakkan kakimu
Tuangkan isi hati
Pujaan hati merindu...


Puisi ini saya buat untuk seseorang yang ku sayang

Letter " Manusia jangan takut dengan kegagalan"

Manusia zaman sekarang manusia yang cemen, kenapa cemen? ya karena manusia takut gagal, manusia maunya langsung sukses. Tidak ada kesusksesan tanpa kegagalan. Rasa takut dengan kegagalan ini membuat kita tertunda untuk memperoleh keberhasilan, contohnya saja kalo kita lagi ujian dan kita takut remedial sehingga dalam mengerjakan soal kita sering kali udah takut duluan, dan semua yang kita udah pelajarin hilang seketika.


Pantang menyerah, tetap semangat, dan terus berusaha. Mungkin hal ini yang dijadikan bahan bakar utama kita, generasi muda untuk suskes meraih mimpi dan cita cita. Ini mengesampingkan takdir, tentunya.

Ya, yang namanya hidup, kegagalan pasti jadi hal yang biasa terjadi. Di cemooh orang dan dipandang sebelah mata, tidak jarang juga mampir ke diri kita, tapi jangan lantas jadi minder dan bikin kita patah semangat.

Semua pasti pernah dengar nama besar Michael Jordan, legenda basket NBA yang sangat disegani karena kedasyatan permainanya. Mungkin tidak banyak yang tau kalo waktu SMA dia sempat dikeluarkan dari tim basket sekolahnya, tapi dia pantang menyerah dan tidak pernah berhenti latihan. " Sembilan ribu tembakan saya meleset selama karir basket. Saya kalah dihampir 300 pertandingan. Ada 26 kesempatan saya dipercayai untuk melakukan tembakan kemenangan, dan saya gagal. Saya telah gagal,gagal, gagal, dan gagal lagi sepanjang hidup saya. dan itulah sebabnya saya sukses," ujarnya

SO APAKAH KITA MASIH TAKUT DENGAN KEGAGALAN?

kutipan ceramah

Assalam mu'alaikum Wr.Wb

MENJADI IMAM DALAM SHOLAT ITU HARUS BIJAKSANA !
Hai manusia, kamu sekalian memiliki kepentingan,maka barang siapa yang menjadi imam shalat berjama'ah hendaklah ringkaskan ( dipercepat sedikit ) shalatnya. Maka sesungguhnya diantara mereka ( makmum ) ada orang2 yg sedang sakit,orang lemah (termasuk anak2), orang berusia lanjut ( orang yg tua ) dan org yang berkepentingan . 
( HR. Bukhari - Muslim )

LARANGAN BERSARUNG MELEBIHI BAWA MATA KAKI
Sarung yang dipakai hingga bawa mata kaki, maka yang demikian didalam neraka ( HR. Bukhari )
Keterangan :
Keputusan yg demikian menurut sabda Nabi di atas karena merupakan satu tanda kesombongan.

Dan ulama mengatakan. Boleh2 saja memakai pakaian bawa ( sarung/celana panjang ) smpai melebihi mata kaki. Asal tidak berperilaku sombong.

jelas tidak apa2.. Bukti nya sayyidina abubakar ( ahli surga ) memakai gamis sampai melebihi mata kaki. tetapi sayyidina abubakar tidak apa2...

Semoga bermanfaat....
---
JADMAL MAJELIS NURUL MUSTHOFA Kabupaten DEPOK-BOGOR MALAM JUMAT TGL 10-10-2013 BERADA DI JL H ABDUL GHANI MUSOLLAH AL-BAROKAH KEL KALIBARU CILODONG DEPOK . 

kutipan ceramah majelis nurulmusthofa

Assalamualaikum.

-Tangis Rasulullah saw.-

Rasulullah sngt merindukn kita 

بَكَى رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا

Bakaa Rosulullah shollallaahu 'alaihi wa sallam yawman.
Suatu hari Rosulullah shollallaahu 'alaihi wa sallam menangis...

فَقَالُـوْا: مَا يَبْكِيْكَ يَا رَسُوْلَ اللَّه؟

Fa-qooluu: "Maa yabkii-ka yaa Rosuulallah?"
Para sahabat bertanya: "Apa yg membuatmu menangis ya Rasulullah?"

قَـالَ: إِشْتَقْتُ لأَِحْبَابِي

Qoola: "Isytaq-tu li-ahbaabii"
Rasul menjawab: "Aku rindu kepada kekasihku"

قاَلُوْا : أَوْ لَسْنَا أَحْبَابَكَ يَا رَسُوْلَ اللَّہ ؟

Qooluu: "Aw las-naa ahbaaba-ka yaa Rosuulallah?"
Sahabat berkata: "Bukankah kami ini kekasihmu ya Rasulullah?"

قَـالَ : لاَ .. أَنْـتُمْ أَصْحَابِي...أَمَّا أَحْبَابِي فَقَوْمٌ يَأْتُوْنَ مِنْ بَعْدِي، يُؤْمِنُوْنَ بِي وَلَمْ يَرَوْنِـي

Qoola: "La.. Antum ashhaabii.. Amma ahbaabii fa-qowmun ya`tuuna min ba'dii, yu`minuuna bii wa lam yarowna-nii"

Rasul menjawab: "Bukan.. Kalian adalah sahabatku.. Kekasihku adalah mereka yg hidup pada zaman setelahku, mereka beriman kepadaku walaupun mereka belum pernah melihatku..."

صَلُّوْا عَلَي مَنْ بَكَي شَوْقًا لِـرُؤْيَـتِنَا

Sholluu 'alaa man bakaa syawqon li-ru`yati-naa
Bershalawatlah kepada yg menangis karena rindu bertemu dengan kita (Rasulullah SAW)

Mimpi

Derap langkahku yang berlari tergesa memecah kesunyian lorong rumah sakit yang tampak muram.
“pulanglah Cleo. Papa sakit,” ucapan mamaku di telepon siang tadi masih terngiang di telingaku. Aku memang tinggal di kota lain semenjak duduk di bangku kuliah, dan hari ini aku harus pulang lantaran Papa masuk rumah sakit.
“Papa!” aku langsung menghambur memeluk papa yang tampak sedang memejamkan matanya. Mama yang tengah terkantuk-kantuk langsung terkejut melihatku masuk tanpa salam.
“Sayang.. Sssstt, papa baru saja tertidur. Biarkanlah ia istirahat dulu.”
“bagaimana keadaan papa, Ma?”
“Sudah lebih baik. Tidak perlu khawatir.” mama berusaha menenangkanku, namun dapat kutangkap raut cemas dan lelah dari wajahnya. Ah, kasihan mama.
Malam ini mama memintaku menjaga papa sendirian karena mama harus mengambil beberapa keperluan selama berada di rumah sakit. Aku pun mengiyakan, meskipun aku sangat benci berada di rumah sakit apalagi jika sampai harus bermalam. Aku benci lorong dan dinding-dindingnya yang pucat, dan aku selalu merasa ada bau mayat di mana-mana. Namun melihat wajah mama yang tampak begitu lelah dan kusut, rasanya mustahil bagiku untuk mengatakan tidak.
Aku baru setengah tertidur ketika kurasakan sebuah tangan menyentuh pundakku perlahan. Aku agak terperanjat.
“Cleopatra..” terdengar sebuah suara memanggil namaku. Seketika kuputar kepalaku ke arah belakang, mencoba mencari tahu siapa pemilik suara itu.
Dia berdiri di belakangku, sebuah senyum tersungging di bibirnya. Entah dari mana datangnya pria itu. Aku hanya memandangnya dengan penuh rasa heran.
“Kau baik-baik saja, Cleo? Mengapa baru sekarang kau datang kemari?”
Aku mengernyitkan keningku tanda tak mengerti. Kuputar otak, mencoba mengingat siapa pria ini?
“Mungkin kau sudah tidak mengenalku,” ucapnya sambil melangkah keluar dari kamar. Ku lihat papa masih lelap tertidur, dan sedetik kemudian aku sudah berlari mengejarnya.
“Hey, tunggu! Kau siapa?” tanyaku sambil berusaha menjajari langkahnya. Ia hanya tersenyum tanpa memandangku.
“Dan.. bagaimana kau bisa berada di kamar papaku?” lagi-lagi ia hanya tersenyum.
“Lalu.. kenapa kau bisa tau namaku? HEY!!” aku masih tak menyerah, kunaikkan volume suaraku. Sepertinya kali ini berhasil, ia menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.
“Aku Clay,” ia memandangku, wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Lalu ia tersenyum. Ah, senyum itu! Senyum itu menimbulkan rasa ngilu di hatiku. Cahaya lampu lorong rumah sakit tampak sedikit menyinari wajahnya, pria yang mengaku bernama Clay itu. Dan, hey!! Aku seperti tak asing dengan wajah itu.
Tapi.. Entahlah. Aku ingin bertanya, tapi baru saja aku akan membuka mulutku ia sudah menarik tubuhku mendekat ke arahnya. Clay berbisik di telingaku, begitu dekat..
“tak usah bertanya, ikutlah denganku.”
Jantungku berdesir. God, perasaan macam apa ini?
Malam ini adalah malam ketiga aku dan Clay berada di bukit ini. Clay yang membawaku kesini. Aku berbaring di atas rumput, Clay berbaring disampingku. Tangannya tampak mengarah ke langit, menunjuk sebuah bintang.
“Bintang itu kuberi nama Cleopatra.”
Aku menatap bintang yang ditunjuknya. Beberapa saat kemudian, kualihkan pandanganku ke wajah Clay. Senyum itu masih ada disana. Tiba-tiba, sebuah perasaan aneh muncul. Aku merasa pernah berada di situasi seperti ini. Dejavu!
“Siapa kamu sebenarnya?” aku bangkit dan menatap Clay tajam.
“Kau akan tau nanti Cleo.”
“Aku pasti mengenalmu, Clay! Aku yakin aku..”
“Sudah aku bilang, kau akan tau nanti.”
Rasa itu kembali menyeruak di hatiku, menciptakan sensasi aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku lemas. Malam itu, Clay menggendongku di punggungnya dan membawaku menuruni bukit. Entah kenapa, tiba-tiba aku merasakan kantuk yang begitu luar biasa.
***
Aku membuka mataku perlahan, kepalaku masih terasa sedikit berdenyut. Kemudian baru aku menyadari, aku berada di sebuah tempat yang tak ku kenal. Aku berada di sebuah kamar luas berdinding biru. Warna favoritku. Aku mengucek mataku, lalu memandang berkeliling. Kamar ini…
“Kau suka warna dindingnya?” suara seseorang membuat kesadaranku pulih sepenuhnya.
“Clay!!! Kenapa kau selalu mengagetkanku? Kau ingin aku mati terkena serangan jantung?!” kusemprot Clay tanpa ampun.
Clay hanya tertawa kecil mendengarku marah-marah.
“Sudah lama sekali aku tak mendengar teriakanmu. Kau tampak makin cantik saat meledak. Hey Cleo, taukah kamu betapa aku sangat merindukanmu?”
Sial! Lagi-lagi aku merasa dejavu!
Tak salah lagi, aku kenal kamar ini. Tapi entah kapan dan di mana. Warna dindingnya, aromanya, letak barang-barangnya. Yang pasti, semua tampak begitu kukenal, sama seperti Clay. Aku tak tau dan tak ingat siapa dia, tapi aku yakin aku mengenalnya.
Sejak pertemuanku dengannya beberapa hari yang lalu, aku merasa seperti di lempar ke dalam dimensi lain, menembus batas waktu dan alam bawah sadarku. Entah mengapa, aku merasa begitu akrab dengan semua hal tentang Clay, merasa pernah mengalami semua hal yang aku lakukan bersamanya, dan merasa pernah berada di tempat-tempat di mana Clay membawaku.
Argh! Semua ini membuatku merasa hampir gila!
Sekeras apapun aku berusaha mencari tau dan mengingat siapa dia, tetap saja tak bisa. Aku selalu menemui jalan buntu.
Clay tetap menjadi sebuah misteri.
***
Kulempar batu kecil itu sejauh mungkin ke tengah lautan. Batu itu langsung hilang tertelan ombak yang menggulung menuju ke arahku yang berdiri kaku di tepi pantai. Ombak itu semakin kecil hinnga akhirnya sampai di tempatku berdiri dan menabrak kakiku. Dapat kulihat dari sudut mataku, Clay tersenyum memandangku. Ia berdiri tak jauh dariku, memperhatikanku yang tengah asik melemparkan batu-batu kecil ke dalam air.
Angin malam yang dingin berhembus meniup rambutku dan membuatnya tergerai.
“Sampai kapan kau akan melempar batu-batu itu, Cleo?”
Clay mendekatiku, melepaskan jaketnya dan memakaikannya di tubuhku.
“Sampai tak ada lagi batu di sini,” jawabku.
Sesaat, suasana terasa begitu sunyi. Tak ada seorangpun di antara kami yang mengeluarkan suara. Hingga terdengar Clay menarik napasnya berat.
“Maafkan aku Cleo..” suaranya terdengar lirih.
“Untuk apa Clay?”
Clay menggenggam erat tanganku, matanya menatap lekat wajahku. Oh Tuhan, di mana aku pernah melihat wajah pria ini sebelumnya?
Aku menatap Clay dengan perasaan tak menentu.
Hey, kemanakah senyum itu?
Senyum yang selama ini tak pernah hilang dari wajahnya, kini lenyap. Berganti dengan mendung yang terlihat jelas menutupi wajah teduhnya.
“Maaf telah mengganggu hidupmu. Aku hanya merindukanmu. Sangat merindukanmu. Lama sekali aku menunggumu. Lama sekali Cleo, sejak terakhir kali aku meninggalkanmu dan pindah ke kota lain.”
Aku masih tak mengerti dengan maksud perkataan Clay. Tapi aku berusaha tetap tenang dan mendengarkannya.
“Aku hanya ingin memberikan ini, sesuatu yang tak pernah sempat aku berikan padamu. Sudah sangat lama aku menyimpannya.”
Clay meletakkan benda itu ditanganku. Aku ingin melihat benda itu, namun tangan Clay menahanku.
“Tidak sekarang Cleo. Lihatlah nanti saat kau kembali dari sini.”
“Clay..”
aku belum sempat berkata apa-apa ketika kurasakan pandanganku sedikit kabur.
“Aku mencintaimu Cleo..” itu adalah kata-kata terakhir yang kudengar sebelum aku kehilangan kesadaranku. Lalu semua menjadi gelap.
Kurasakan tubuhku mulai diguncangkan dengan cukup kuat. Cukup kuat untuk membuatku terbangun.
Hah? Dimana aku?
Hal pertama yang kulihat adalah sosok seorang wanita berbaju putih yang tampak memandangku dengan cemas.
“Mbak tidak apa-apa? Tadi mbak mengigau.”
Ah, ternyata perawat itu yang mengguncangkan tubuhku. Aku kaget saat menyadari bahwa aku masih berada disisi Papa, tertidur di samping ranjang.
“suster? Ada apa?” tanyaku bingung.
“Tadi mbak mengigau dan memanggil-manggil nama seseorang.”
Aku segera melihat jam tanganku. Pukul 04.00 dini hari.
“Hari apa ini?” tanyaku.
“Senin.”
Astaga!! SENIN??
Jadi, ini masih hari senin, hari yang sama dengan hari saat aku datang. Lalu, Clay?
Aku pun terkulai lemas menyadari semua yang kualami dengan Clay ternyata hanya mimpi. Anehnya, semua tampak begitu nyata bagiku.
“Mbak tadi memanggil nama Clay, anda saudaranya?” pertanyaan perawat itu membuatku tersentak.
“Anda kenal Clay?” tanyaku dengan panik.
“Yaa.. Clay adalah pasien di sini. Dia dirawat di kamar ini. Tapi..” perawat itu tak melanjutkan penjelasannya.
“Tapi apa?”
“tapi itu dulu. Clay sudah meninggal 3 hari yang lalu. kasihan sekali, tak ada satupun keluarganya yang mendampingi saat dia sakit.”
apa? Wajahku pucat pasi mendengarnya. Ini semua sangat tidak masuk akal bagiku.
Tiba-tiba, sebuah benda terjatuh dari genggamanku. Sebuah kalung, lengkap dengan liontinnya. Dengan gemetar, kuambil kalung itu. Aku teringat ucapan Clay dimimpiku tadi. Perlahan ku buka liontin itu.
Napasku tercekat.
Disana, tampak sebuah foto seorang gadis kecil dan seorang anak laki-laki yang sedang tertawa memamerkan gigi mereka yang ompong.
Disebelahnya tertulis : “CLEOPATRA ? CLAYTON – 2000″
CLAYTON!!!


Cerpen Karangan: Mayang Saputri
Facebook: ayank_bepe[-at-]yahoo.co.id

Tentang Kejujuran



Beberapa waktu yang lalu saya pernah posting tentang "Mampukah kita memaafkan diri sendiri?". Bukan di blog saya, tapi saya postinganya di sini. Nah kali ini masih ada kaitannya dengan postingan tersebut. Setiap kehidupan itu selayaknya memberikan pembelajaran buat kita, setuju? dan sharing saya kali ini murni dari pembelajaran yang saya dapatkan, mungkin jauh dari pemikiran sempurna, tapi sejauh pengamatan saya, hal ini sangat masuk akal.

Kita dilahirkan dengan segala kelebihan yang Allah kasih. Alhamdulillah saya dikaruniai tubuh yang lengkap tanpa kurang satu apapun, saya juga bersyukur telah dikaruniai akal pikiran, perasaan dan mesin hidup sebagai penggeraknya (keinginan untuk bertindak). Saya menjalani segala macam rangkaian peristiwa, tentu semuanya itu bukan karena kebetulan, Allah Swt telah dengan pasti menggariskan setiap rentetan cerita yang akan saya lalui dengan segala kolaborasi rasa di dalamnya. 

Sebelum saya menemukan pembelajaran ini, saya bisa yakinkan diri sendiri bahwa saya sudah berhasil melalui tahapan-tahapan itu, namun sayangnya jika saya telaah lebih runut, saya menemukan ketidak sinkronan saya dalam setiap proses itu. Sebagai contoh begini...

Pernah suatu ketika saya dihadapkan dengan nikmat Allah yang di luar dugaan (baca masalah). sebagai manusia lemah yang punya Rasa, saya hanya bisa "mengeluh, "kenapa saya begini? kenapa harus terjadi sama saya?" dan segala macam pertanyaan lainnya. Lalu setelah saya rasakan, saya berpikir "bagaimana mencari jalan keluar dari permasalahan. Sampai pada tingkat akhir adalah bagaimana saya bertindak dalam mengekspresikan apa yang telah saya pikirkan. Nah, sejauh ini temen-temen bisa paham kan maksud saya? dan ini mungkin juga pernah dialami oleh kalian, c'mon kalau kita berbicara soal manusia, "no body's perfect". terkadang kita terlalu angkuh untuk mengakui titik lemah kita. dan itu terjadi pada saya.

Saya coba tarik garis merahnya dalam tulisan yang di block, yakni Rasa, Pikiran dan Tindakan. kenapa mesti ketiga hal ini? karena yaa yang 3 inilah yang menjadi kunci utama kita agar bisa sadar, siapa diri kita!
Dalam keseharian, kita tak pernah lepas dari yang namanya lingkungan sosial, dimana kita saling berinteraksi dengan sesama. Apalagi jika hubungan tersebut berjalan dengan baik, alias ga punya musuh. lagian siapa juga yang pengen punya musuh. Lalu bagaimana dengan kejujuran kita terhadap diri kita sendiri terhadap 3 hal tersebut? Mampukan kita menyatukannya sebagai kekuatan untuk menjadi pribadi yang betul-betul qona'ah? Saya pribadi akan menjawab "belum mampu", namun saya akan berusaha merubahnya untuk terus menjadi lebih baik. Dan jika kamu masih memiliki penyakit hati, bisa dikatakan tandanya kamu pun belum bisa jujur sama diri kamu sendiri. Seperti contoh kasus misalnya : 

"Kita dengan tidak sengaja melakukan suatu kesalahan, hal yang harus dilakukan jelas "meminta maaf" dan kembali menyambung tali silaturahmi. Namun bagaimana jika... dalam tindakannya kamu sudah memaafkan, tapi hati kamu masih penuh amarah, sehingga kamu sendiri mengirim signal negatif pada pikiranmu, "sorry, gue ga mau temenan lagi sama Elo". Nahh inii dia yang saya sebut "Tentang Sebuah Kejujuran". Bagaimana mungkin kamu atau saya membodohi diri sendiri, dengan berkata "ok, gue maafin elo" (tapi rasa hati masih mengkel)... Naudzubillah, saya sendiri ga mau seperti itu. Saya ingin memberishkan hati saya dari segala penyakit hati yang jelas akan merugikan saya. Adapun jika ada salah satu dianatara temen-temen begitu, jangan sungkan untuk langsung menegur saya. Rasanya lebih bijak jika itu dilakukan  tanpa perlu melibatkan orang lain.

Saya belajar dari setiap kejadian, dari setiap rasa yang hadir dan dari setiap penglihatan yang saya lihat. Terkadang untuk menuju ke arah lebih baik, hambatan itu akan jauh lebih banyak. Dan mampukah saya merubahnya seorang diri? ga bisa, saya bukan Tuhan. Inilah pentinganya bersilaturahmi dan menjalin komunikasi dengan teman, karena setiap kali ada hal yang tidak pas, seorang teman mampu mengingatkan bahkan mampu jua menjadi penunjuk arah yang lebih baik. Aamiin, Insya Allah...

So, untuk semua teman-teman saya...jika saya pernah dengan sengaja atau tidak telah melukai perasaan, saya mohon dibukakan pintu maaf yaaa. Rasanya hidup lebih indah jika kita saling menjunjung tinggi kekeluargaan tanpa satu pun prasangka dalam diri kita. Walaupun pada kenyataannya, manusia akan mengalami pasang surut dalam menjaga konsistensi rasa, pikiran dan hatinya. Semoga kita bisa membersihkan hati kita masing2 dan mampu jujur pada diri sendiri dalam mengaplikasiakan sinkronisasi ketiga hal tersebut. Biarkanlah pikiran rasa dan hati selaras, dan tegurlah diri sendiri ketika salah satunya tidak bersahabat. 

Kejujuran sebenarnya kesederhanaan. 
Kita mengungkapkan sesuatu sebagaimana adanya, sesuai kenyataan 
Walaupun mungkin hal itu menyakitkan dan membuat kecil hati. 
Ketakutan menghadapi kenyataan membuat orang berpura-pura 
dan lebih suka bersembunyi di balik topeng. 
Andaikan kita semua berani melihat kenyataan dengan jujur, 
hidup pun jauh lebih mudah dan ringan" 
(no name) 

Sudahkah Kamu bisa meminta maaf dan memaafkan?

Raksasa Tidur Dalam Jiwa Bangsa

Beberapa waktu hiatus dalam menulis blog, ada rasa malu mendera, yak... malu sama temen temen yang masih setia mampir ke blog sederhana ini, tapi alhamdulillah visitor masih berdatangan tiap hari nya nih (*bangga, wkkwkw). Dan kali ini memang sudah seharusnya adrenalin yang sempat menurun itu harus kembali dinaikkan, sama kaya judul di atas tuh. Wes, kepanjangan intronya :P

Well... dalam menjalani skenario hidup, tentu saja ada banyak hal yang menjadi catatan-catatan yang tersurat maupun tersirat, dari bentuk sederhana sampai luarbiasa, dari rasa manis hingga asem kecut sekalipun, kita sebagai orang yang dikasih akal dan pikiran tentu harus bisa menjalani itu semua dengan segala potensi yang ada dalam diri kita. Ya gak?  Tapi setiap orang punya pilihan, cuma 2 aja :Maju atau Diam, lebih parah lagi mundur. Sudahkah kita mengukur hal tersebut?*Jawab sendiri deh...

Cobalah menelaah ke dalam diri kita, sadar ga bahwa kita ini terbangun dengan konsep alam bawah sadar sejak dulu, sejak kita masih kecil. Banyak sekali hal-hal yang menjadi catatan alias pembatasan terhadap diri kita, yang entah... mungkin itu datangnya dari lingkungan sekitar atau dari orang-orang yang sempat mendidik kita. misalnya : "Hey, jangan main jauh2 yaa Nak, nanti kamu diculik" - "Sssstt, udah jangan berisik" (dengan memperagakan 1 telunjuk mengarah ke bibir kita) - "awas, jangan ini jangan itu daaan lain-lain". Konsep itulah yang telah mendera dan tertanam sampai akhirnya membentuk pribadi kita yang sekarang. kita terbentuk dengan pola pikir yang ditanamkan pada kita sehingga bisa saja dengan mudah kita mengatakan bahwa "sorry, saya ga bisa" atau "ah engga, saya malu" atau banyak hal lainnya yang seolah2 mencitrakan diri kita itu banyak sekali kekurangan. *kasian yaa...

Dalam kondisi seperti itu, jelas sekali memudahkan raksasa tidur menggelayuti diri kita. Kita menjadi pribadi yang malas, mudah menyerah, mudah emosi, bahkan bisa menjadi sangat tidak percaya diri atau terlalu angkuh dalam menjalani hidup.heloooo, kamu sadar ga bahwa raksasa itu sedang menyatu dengan jiwamu? Itu jualah yang kini dirasakan bangsa Indonesia tercinta. Banyak sekali Raksasa tidur di sekeliling kita, sehingga banyak pula kejadian-kejadian yang memicu segala pertentangan, perkelahian, tindak kekerasa, pembunuhan, perampokan dan lain. Belom lagi berita-berita yang super lebay disiarkan, semua cerita di dalamnya berisi kejelekan Bangsa ini. Apakah memang sudah hilang yaa prestasi negara kita ini? Sungguh menyedihkan. 

Yah, saya akui, apalah tulisan saya ini jika tanpa aksi nyata? namun setidaknya di sini saya menyuarakan, mencoba berbagi, bahwa nyata, bahwa ada... di dalam diri kita dan bangsa ini, Raksasa tidur itu. Tidakkah kita mau berubah? Jika terlalu sulit merubah bangsa Indonesia, maka rubahlah diri kita sendiri, bangunkan raksasa tidur dalam dirimu, keluarkan dia dan mulailah melakukan sesuatu yang lebih berguna serta bermanfaat. Ga tau memulainya dari mana?? buang sedikit demi sedikit rasa malas, keluarkan ide-ide segar dalam keseharianmu, kikis secara teratur keluhan-keluhan yang biasa diucapkan, dan pangkas habis ketidak disiplinan diri, apapun itu. See? gampang kan? life is easy if you were able to defeat an enemy in yourself. Right?

Bangkitlah Kawan, Bangkit Indonesiaku... Bumi Pertiwiku :)

Kepercayan, sistem pemerintahan Bangsa inca, Bangsa Maya, bangsa Aztec dan peradaban india kuno

1   Kepercayaan dan sistem pemerintahan Bangsa Inca, bangsa maya dan bangsa Aztec Kepercayaan Bangsa Inca: Masyarakat Inca perca...